Pages

blog ini berisi tentang informasi sekitar perkuliahaan

contoh penelitian kepeminpinan islam

Minggu, 11 Desember 2016

Nama Lembaga, Alamat dan Sejarah Berdirinya

a.       Nam lembaga        : Yayasan Pendidikan Baldatul Ummah
b.      Alamat                  : Jl. Sukatani rt 01 rw 06, Desa Bojong, kec. Bungbulang
c.       Sejarah berdirinya
Yayasan perndidikan baldatul ummah didirikan  pada tahun 2008 oleh H Acip Ginanar S.Ag M.Ag. yaysaa ini bergerak di bidang pendidikan. Pada awalanya yayasan ini hanya menyediakan jenjang pendidikan Madrsah Tsanawiah saja namun seiring dengan perkembangannya yayasan ini sekrang mempunyai jenjang pendidikan dari  mulai tingkat PAUD sampai ke Madrasah aliyah.
Kata Baldatul ummah memiliki sendiri memiliki arti baldah yang artinya tempat dan ummah yang berarti umat.  Penamaan yayasan ini sendiri di ambil dari cita-cita pendirinya yang menginginkan yayasan ini kelak akan menjadi tempat berkumpul umat. Dimana ketika umat bisa bisa di kumpulkan yang kemudian bisa digerakan untuk hal yang fositif hal ini akan memudahkan memajuka daerah tersebut baik di bidang ekonomi, pendidikan serta politik.
2.        Pimpinan : H. Acip Ginanjar S.Ag M.Ag
Biografi H. Acip Ginanjar S.Ag M.Ag                     
Nama                         :  Acip Ginanjar
Alamat                       : Kp. Sukatani  RT : 01 RW : 06 Des. Bojong Kec. Bungbulang Kab. Garut
Tempat tanggal lahir  : Garut, 10 mei 1966
Jenis kelamin             : Laki - Laki
Agama                       : Islam
Kewarganegaraan      : Indonesia
Riwayat pendidikan :
1957 - 1981  : SDN Bojong 2
1981 – 1981 : SMPN PGRI Bungbulang
1981 – 1984   : SMAN 1 Cikolot
1989 – 1933  : STAIN Cirebon
2008 – 2009   : UIN Syarif Hidayatullah

3                 Produk

Yayasan ini bergerak di bidang pendidikan, adapun produknya adalah :
1.      PAUD
2.      Madrasah Ibtidaiyah
3.      Madrasah Tsanawiyah
4.      Madrasaha Alayiah 

 Suksesi kepeminpinan

Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan perkataan lain, suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem.Peminpin sendiri memiliki arti seseorang yang menempati peranan sentral atau posisi dominant dan pengaruh suatu kelompok
Sedangkan kepemimpinan yang efektif menurut Siagian (1982) adalah kepemimpinan yang mampu menumbuhkan, memelihara, dan mengembangkan usaha dan iklim yang kooperatif dalam kehidupan organisasional, dan yang tercermin dalam kecekatannya mengambil keputusan.
Dengan demikian Suksesi kepemimpinan adalah suatu proses peralihan dari suatu generasi ke generasi yang lain, selanjutnya untuk memimpin sekelompok orang dalam satu wilayah atau lokal tertentu dan untuk jangka waktu tertentu.
Di Yayasan Pendidikan Baldatul Ummah sendiri suksesi kepeminpinan dilakukan dengan pengkaderan terhadap calon-calon peminpin yang akan mepimpin yayasan kelak. Pengkaderan ini salah satunya dilakukan dengan cara menyelenggarakan kegiatan – kegiatan yang beruhubungan dengan kepeminpinan. Yakni Osis, Pramuka dan PMR. Lewat kegiatan estrakulikuler ini para siswa dia ajarakan bagaiama menjadi ikut serta dalam oragnisasi yang didalamnya sudah tertentu di dalamnya terdapat pembelajaran tentang kepeminpinan. Selian itu para lulusan dari yayasan ini diaarahkan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi yang kemudian diharapkan setelah berhasil nanti bisa  kembali untuk mengembangkan yayasan menjadi lebih baik. Untuk  pergantian jabatan mengenai kepala sekolah di tingkat PAUD, MI, MTs serta MA ini ada bebrapa hal yang di perhatikan oleh ketua yayasan, yakni :
a)      Memiliki Kharisma.
Menjadi pemimpin itu tidak mudah. Tidak semudah yang dibayangkan orang. Ia harus siap secara intelektual dan moral. Karena ia akan menjadi figure yang diharapkan banyak orang / bawahan. Perilakunya harus menjadi teladan / patut diteladani. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan diatas kemampuan rata-rata bawahannya. Singkatnya: seorang pemimipin harus mempunyai karisma. Karakteristik pemimpin yang punya karisma adalah:
1. Perilakunya terpuji
2. Jujur dan dapat dipercaya
3. Memegang komitmen
4. Konsisten dengan ucapan
5. Memiliki moral agama yang cukup.
b) Memiliki Keberanian
Tidak lucu bila seorang pemimpin tidak memiliki keberanian. Minimal keberanian berbicara, mengemukakan pendapat, beradu argumentasi dan berani membela kebenaran. Secara lebih khusus keberanian itu ditunjukkan dalam komitmen: berani membela yang benar; memegang tegug pada pendirian yang benar; tidak takut gagal; berani ambil resiko; dan berani bertanggungjawab.
c) Memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain.
salah satu ciri bahwa seseorang memiliki jiwa kepemimpinan adalah kemampuannya mempengaruhi seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan kemampuannya berkomunikasi, ia dapat mempengaruhi orang lain. Bagaimana caranya untuk mempengaruhi orang lain?
1. Membuat orang lain merasa penting
2. Membantu kesulitan orang lain
3. Mengemukakan wawasan dengan cara pandang yang positif
4. Tidak merendahkan orang lain
5. Memiliki kelebihan atau keahlian.
d) Mampu Membuat Strategi
seorang pemimpin semestinya identik dengan seorang ahli strategi. Maju-mundurnya perusahaan, gagal/berhasilnya suatu organisasi, banyak ditentukan oleh strategi yang dirancang oleh pimpinan perusahaan/ pimpinan organisasi. Bagaimana criteria seorang pemimpin yang mampu menyusun strategi?
1. Menguasai medan
2. memiliki wawasan luas
3. berpikir cerdas
4. kreatif dan inovatif
5. mampu melihat masalah secara komprehensif
6. mampu menyusun skala prioritas
7. mampu memprediksi masa depan.
e) Memiliki Moral yang Tinggisa
Moralitas merupakan ukuran berkwalitas atau tidaknya hidup seseorang. Apalagi seorang pemimpin yang akan menjadi panutan. Seorang pemimpin adalah seorang panutan yang secara moral dapat dipertanggungjawabkan. Bagaimana tanda-tanda seorang pemimpin yang bermoral tinggi? Sbb:
1. tidak menyakiti orang lain
2. menghargai siapa saja
3. bersikap santun
3. Tidak suka konflik
4. Tidak gegabah / grusah-grusuh
5. Tidak mau memiliki yang bukan haknya
6. Perkataannya terkendali dan penuh perhitungan
7. Perilakunya mampu dijadikan contoh.
f) Mampu menjadi Mediator
Seorang pemimpin yang bijak mampu bertindak adil dan berpikir obyektif. Dua hal tersebut akan menunjang tugas pimpinan untuk menjadi seorang mediator. Syarat seorang mediator meliputi beberapa criteria:
1. berpikir positif
2. setiap ada masalah selalu berada di tengah
3. meliki kemampuan melobi
4. mampu mendudukkan masalah secara proporsional
5. mampu membedakan kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
6.      Gaya kepeminpinan
Penelitian-penelitian yang bersumber pada pandangan gaya kepemimpinan umumnya memusatkan perhatian mereka pada perbandingan antara gaya dekokratik dan gaya otokratik. Gatto (1992) mengkategorikan gaya kepemimpinan ke dalam 4 macam: Direktif, konsultatif, partisipatif, dan gaya delegasi.
Karakteristik dari setiap gaya tersebut dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:
a. Gayan direktif: Pemimpin yang direktif pada umumnya membuat keputusa-keputusan penting dan banyak terlibat dalam pelaksanaannya. Semua kegiatan terpusat pada pemimimpin. Dan sedikit sekali kebebasan bagi bawahan untuk berkreasi. Pada dasarnya gaya direktif adalah gaya otoriter.
b. Gaya konsultatif: gaya ini dibangun di atas gaya direktif. Kurang otoriter dan banyak melakukan interaksi dengan para staf dan anggota organisasi/ bawahan. Fungsi pemimpin lebih bayak berkonsultasi, memberikan bimbingan, motivasi, memberi nasehat dalam rangka mencapai tujuan.
c. Gaya partisipatif: gaya ini bertolak dari gaya konsultatif yg bisa berkembang kea rah saling percaya antara bawahan dengan pemimpin. Pemimpin cenderung memberi kepercayaan pada kemampuan staf untuk menyelesaikan pekerjaan mereka sebagai tanggungjawab mereka.
d. Gaya delegasi: disebut juga gaya Free-rein. Yaitu gaya yang mendorong kemampuan staf untuk ambil inisiatif.Kurang interaksi dan control yang dilakukan oleh pemimpin, sehingga gaya ini hanya bisa berjalan apabila staf memperlihatkan tingkst kompetensi dan tanggungjawab yang tinggi.
Dalam menjalankan kepeminpinanya H Acip Ginanjar ini tidak selalu menggunakan satu gaya. Hal ini isa di lihat dari pengambilan kebijakan di yayasan pendidikan baldatul ummah ini biasnya di tentuan oleh ketua yayasan. Keputusan ketua yayasan ini bersifat mutlak tidak bisa di ganggu gugat. Hal ini bisa dilihat dari kasus yang pernah ketika lembaga osis yang ingin mengadakan acara namun acara tersebut bertentangan dengan keinginan ketua yayasan maka acara apapun tidak jadi. Namun meski demikian kebijakan – kebijakan yang di ambil oleh ketua yayasan ini tidak terlepas dari saran – saran kepengurusan yayasan. Dimana biasanya ketika akan mengluarkan kebijakan diselenggarakan rapat terlebih dahulu sebelum kebijakan.
Namun disisi lain keua yaysanmemberikan kewenangan yang bebas kepad para kepala sekolah untuk menjalankan program-programnya. Hal ini bisa terlihat ketika kegiatan penerimaan siswa baru. Untuk waktunya biasanya di tentukan oleh ketua yayasan namun  untuk penyelenggaranyaan di serahkan kepada kepala sekolah dan staf yayasan. Ketua yayasaa hanya mengawasi bagaiman kebijakan itu berjalan.
Selain itu ketua yayasan sering memberikan arahan langsung kepada para kepala sekolah dan staf tentang bagaiaman suatu program agar terlaksana dengan baik. hal ini bisa telihat seringny ada evaluasi yang diakan oleh ketua yayasan mengenai keseluruhan prog yang sudah di jalankan. Salah satu contohnya adalah program shalat duha yang menjadi identitas yayasan ini.  
Jika dilihat dari keterangan di atas maka gaya kepeminpina yang berjalan di yayasan ini cenderung konsultif. Hal ini bisa dilhat dari cara mengambil keputusan penting yang dilakukan oleh yayasan. Meskipunn hasilna di pengaruhi oleh kepunguran yang lain namun tetap saja keputusan akhir berada di tangan ketua yayasan.
Terdapat dua dampak dari gaya kepeminpinan ini. Yakni sisi positif dan negative.sisi pofitipnya adalh semua program atau kebijakan yang sikeluarkan ini dapat terlaksana sehingga menciptakan kemajuan di dalam yaysan ini. Hal ini bida dari perkembangan yaysan yang asalahnya hanya menyelenggarakan satu jenjang sekarang berkembang menjadi 4 jenjang. Untuk sisi negatifnya adalah sering terjadi kesalah pahamana anatar ketua yayasan dengan staff karena kurangnya kepahaman para staff mengenai kebijakan yang dikeluarkan oleh keyua yayasan.
Adapun susunan kepengurusan yayasan adalah sebagai berikut
1.      Ketua yayasan                   : H. Acip Ginanjar S.Ag, M.Pd
2.      Bendahara                         : Idah Wahidah S.pd
3.      Sekretaris                          : Sahidi S.Pd
4.      Kepala sekolah MA          : Deden Erwan Suhendar S.pd
5.      Kepala sekolah MTS         : Aid syamsudin S.pd
6.      Kepala sekolah MI            : Dani Kurniawan S.pd,i
7.      Kepala sekolah PAUD      : Iwan Maolani S.Pd,i

 Analisis

Hasil analisis dan teori kepemimpinan di YayasanPendidikan baldatul Ummah. Menurut analisis penulis jika dilihat dalam konteks ketiga teori kepemimpinan yaitu;
1.      teori sifat,
2.      teori prilaku, dan
3.      teori lingkungan.
Pemimpin Yayasan Pendidikan Baldatul Ummah masuk ke dala teori  prilaku (beahavior theory) yang memiliki dasar bahwa kepemimpinan itu harus dipandang sebagai hubungan diantara orang-orang, bukan sebagai sifat atau ciri-ciri seorang individu. Oleh karena itu, keberhasilan seorang pemimpin sangat ditentukan oleh kemampuan pemimpin itu dengan segenap anggotanya.
Dengan kata lain, teori ini sangat memperhatikan prilaku pemimpin sebagai aksi respon kelompok yang dipimpinnya sebagai reaksi. Dasar bahwa Bapak Acip Ginanjar masuk kepada teori prilaku ini bahwa bapa ini adalah seorang yang tida aktif dalam kegiatan, contohnya jika ada suatu kegiatan baik ekstra maupun intra beliau pasti tidak ikut serta didalamnya, beliau juga berprilaku disiplin rapi ketika berhubungan dengan bawahannya dan santriawan-santriawati juga dengan orang lain. Kedisiplinan beliau membuat orang-orang disekitarnya mampu merespon serta menjadikannya pribadi yang rapi serta disiplin khususnya dalam lingkungan Yayasan Pondok Pesantrean itu sendiri.
Teori sifat yang merupakan salah satu dari teori kepemimpinan dan juga sebagai teori dari kepemimpinan bapak prilaku , yang disebut juga teori humanistik, lebih menekankan pada model atau gaya (style) kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang pemimpin. Menurut James Owens dalam suatu matrik tentang gaya-gaya kepemimpinan dalam bentuk suatu model analisi yang versinya dapat dipandang sebagai model-model baku, yang dalam suatu matrik itu digambarkan lima gaya kepemimpinan, yaitu;
a.       gaya autokrasi
b.      gaya birokratis
c.       gaya diplomatis
d.      gaya parsitipatif
e.       gaya free rein leader. 
Kelima gaya kepemimpinan tersebut tidak semuanya dimiliki oleh semua pemimpin, adapun gaya kepemimpinan bapak kiayi di Yayasan Pendidikan Baldatl ummah menurut analisa penulis, bapak H acip Ginanjar menggunakan gaya kepemimpinan birokratik yaitu, gaya kepemimpinan yang djalankan dengan memberitahukan para anggota (bawahan) apa dan bagaimana sesuatu itu dilaksanakan. Namun demikian, dasar-dasar dari perintahnya ini hampir sepenuhnya menyangkut kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, dan peraturan-peraturan organisasinya.
Ciri khas seorang birokrasi adalah pandangannya bahwa semua aturan atau ketentuan organisasi itu adalah “absolute”, artinya pemimpin memanage kelompoknya dengan berpegang sepenuhnya pada aturan-aturan yang telah ditetapkan. Mengapa demikian H Acipp Ginanjar menggunakan gaya kepemimpinan birokratis karena bapak kiyai ini aktif memimpin serta memberitahukan para anggotanya apa yang akan dijarakan kepada Siswa dan bagaimana metode dalam mengajarnya supaya para santri tidak merasa ada tegang atau takut dalam proses pembelajaran, kebijakan, dan peraturan sepenuhnya. Dan juga bapak kiyai ini dengan gaya birokratisnya selalu memenage para guru – guru dalam proses belajar mengajar kepada para santri dengan berpegang sepenuhnya pada aturan yang telah ditetapkan di yayasan pendidikan baldatul ummah.
Setelah mengetahui hasil analisis teori kepemimpinan bapak H acip Ginanjar, kiranya ketiga teori tersebut yakni teori sifat, prilaku, dan lingkungan tidak dapat dijalankan secara sendirian (parsial), begitu juga dengan bapak kiayi yang dalam kepemimpinannya itu menggunakan teori prilaku yang juga tidak dapat dijalankan olehnya sendiri, dan sebagai alternatifnya perlu dikembangkan kombinasi antara teori-teori itu yang memungkinkan lahirnya teori bahwa, yaitu; teori pertukaran (exchange theory), teori pribadi dan situasi (personal-situasional theory), dan teori interaksi dan harapan (interaction expectation).
Namun ketiga teori baru ini hanya satu teori baru, menurut analisis penulis dengan meninjau hasil penelitian kepemimpinan di Yayasan pendidikan baldatu ummah maka dapat dikatakan kepemimpinan bapak H acip Ginanjar dengan menggunakan teori baru yakni masuk ke dalam teori pertama; teori pertukaran (exchange theory), yang merupakan modifikasi dari teori sifat dan teori prilaku yang berasumsi bahwa interaksi sosial menggambarkan suatu bentuk tukar menukar, antara pemimpin pemimpin dengan bawahannya (anggotanya) maupun anggota dengan masing-masing saling memberikan kontribusinya. Proses tukar-menukar ini menjadikan semua pihak merasa dihargai dan mendapatkan sesuatu yang tidak dimilikinya. Pemimpin dengan sifat karakter yang dimiliknya, memberikan kontribusi terhadap anggotanya.
Upaya ini dilakukan dengan cara mengembagkan kebiasaan-kebiasaan perilakunya, sehingga berpengaruh terhadap anggota dalam keikutsertaan dalam berbagai kebijakan pemimpin, karena merasa dirinya telah diberi dan dihargai pemimpinnya. Begitu juga dengan bapak H Acip Ginanajar selaku pemimpin di yayasan pendidikan baldatul ummah dengan memberikan kontribusi kepada para guru-guru , hal yang dikatakan ini bapak Acip ini memberikan kontribusi kepada para guru – guru seperti dorongan atau motivasi agar tetap sabar dalam menghadapi para murid yang masih dalam tahap perkembangan, tidak hanya itu bapak Acip Ginanjar juga selalu memberikan kontribusi ketika para guru dalam keadaan repot menghadapi para murid disanalah letak kontribusinya.
Bukan hanya bapak acip saja yang memberikan kontribusi kepada para guru melainkan para guru dan kepala sekolah juga memebrikan kontribusinya kepada bapak Acip Ginanjar selaku  Ketua yayasan , kontribusi tersebut berupa para guru selalu hadir dalam proses belajar mengajar yang merupakan faktor utama dalam kegiatan pembelajaran. Upaya ini dilakukan dengan cara mengembangkan kebiasaan-kebiasaan prilakunya, sehingga berpengaruh terhadap anggota dalam keikutsertaan dalam berbagai kebijakan pemimpin, karena merasa dirinya telah diberi dan dihargai pemimpinya, maka dari itu juga kepala seoklah dan guru selalu memberikan kontribusinya kepada pemimpinnya apalagi kalau kontribusi yang diberikan itu mampu merespon pemimpin, mengapa demikian karena mereka merasa dihargai apabila kontribusi mereka diterima oleh pemimpinya.
Dengan adanya teori pertukaran ini pada dasarnya setiap terjadi proses sosial maka setiap pihak akan sama-sama memperoleh keuntungan. Seperti halnya pemimpin di Yayasan Pendidikan Baldatul Ummah yang menerima respon fositif dari para ustadz dan para ustadzah terhadap kontribusi yang diberikannya juga prilaku dalam kesehariannya, sedangkan para guru menerima kontribusi juga bimbingan dan arahan dalam proses belajar mengajar sehingga kebutuhannya serta kewajibannya dalam mengajar akan terjalin dengan baik dan kebijakannya dapat terealisasi, maka dengan melihat fenomena yang terjadi dalam kepemimpinan di Yayasan Pendidikan Baldatul ummah ini dapat diistilahkan teori ini disebut teori saling memberi dan menerima (take and give).



 
 

Most Reading

Sidebar One